Setelah
meneguk minuman keras matanya memandang kosong, menangis di depan sang
lukisan, menatapnya dengan penuh dosa. Bibirnya pucat, matanya
berkunang-kunang dan kulitnya mendadak biru sebagian. Dan pintu kamarnya
terbuka perlahan tenang mengintai pelan-pelan. Ada yang masuk dan
menyentuh kulitnya terasa kurang sopan, menawarkan hembusan nafas meraih
lehernya. Pipinya tertekan dan ia sangat menerima walaupun tanpa
nurani.
Dibukakan
identitas tanpa akal. ia memberontak tapi semakin mencekam. Tiba-tiba
ada yang berjalan dan berlarian di antara bukit hingga menyusuri daerah
sawah tempat ia dilahirkan lalu gelap semua. Imajinasinya brutal dalam
lamunannya kemudian semuanya berhenti seketika.Tubuhnya menggguncang dan
situasi mendadak kacau dalam dirinya. Kemudian ia terbangun menuju mata
air untuk membangunkan kenyataan.
Apa yang
terjadi adalah kebodohan. Ia memanggil tuhannya namun pakaiannya sudah
tercampur warna merah dan hitam itu telah pergi dengan membayar semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar